SINOPSIS UTTARAN HARI SABTU 30 JULI 2016 Part 2
Meethi & Damini masuk kedalam bis dengan tujuan Jammu, Damini
teringat masa lalunya bersama Ichcha, ia menyesali kenapa Meethi
memiliki nasib yang sama seperti ibunya. Di rumah Bundela, Akash mengira
Meethi sementara tinggal bersama Damini di rumah Takhur utk menjauh
darinya.
Akash : Mengapa kau bersikap seperti ini? Aku hanya menginginkan anak
pertamaku. Semua orang didunia ini juga menginginkan hal yang sama. Knp
kau tidak mengerti?
Bis yang ditumpangi Meethi & Damini berhenti di lampu merah, Mukhta tidak sengaja melihatnya.
Mukhta : Meethi? Meethi & nenek Damini ada didalam bis?
Mukhta berusaha mengejar bis itu dengan bajai, tapi bajainya mogok
ditengah jalan. Mukhta pun menelfon Akash memberitahu kalau Meethi tidak
ada di rumah kakeknya melainkan sedang berada didalam bis yang menuju
luar kota, Damini juga ikut bersamanya.
Akash pergi menyusul Meethi, ia menelfon ponsel Meethi tapi Meethi
sengaja menolak panggilan masuknya & mematikan ponselnya. Akash
berusaha menghubungi lewat ponsel Damini, tapi Damini melakukan hal yang
sama atas permintaan Meethi. Ponsel mereka berdua mati sekarang. Akash
kehabisan akal untuk mencari tau keberadaan Meethi & Damini.
Akash : Aku sdh melakukan kesalahan besar. Aku bisa membawa Meethi
pulang bagaimanapun caranya jika bisa bicara padanya sekali saja.
Di rumah Bundela, Sankrant mencurigai Ekadish sebagai penyebab perginya Meethi, namun dia belum punya bukti apa2.
Akash teringat kalau Mukhta berkata bahwa Meethi & Damini sedang
berada didalam bis, Akash menghentikan sebuah bis mengira Meethi ada
disana, tapi bis yang dihentikan Akash itu bukanlah bis yang dinaiki
Meethi & Damini.
Akash menyesali semua yang telah terjadi.
Akash : Meethi selalu memaafkanku utk semua kesalahanku. Dia tidak
boleh meninggalkanku seperti ini. Andai saja aku bisa memahami sikap
diam dan rasa sakitnya, ini semua tidak akan terjadi. Kenapa aku tidak
bisa memahaminya? Kenapa?
Akash : Jika aku bisa mengendalikan kemarahanku sekali saja dan
memikirkan keadaan Meethi, ini semua tidak akan terjadi. Meethi ku tidak
seperti itu. Hingga saat ini dia selalu memaafkan semua kesalahanku.
Kau tidak boleh meninggalkanku seperti ini Meethi. Aku pasti akan
menemukanmu!!
Akash datang ke rumah Takhur memberitahu kalau dia tidak bisa menemukan
Meethi & Damini dimanapun. Akash & Mr. rathore bergegas ke
terminal bis setelah Mukhta memberitahu plat nomor bis yang dinaiki
Meethi. Seorang pria yang bertugas menjual tiket di loket terminal bis
memberitahu nomor ponsel supir bis tersebut.
Kebetulan bis yang Meethi naiki sedang berhenti di sebuah restoran
pinggir jalan utk istirahat/mkn malam. Mr. rathore & Akash datang
terlambat. Pelayan di restoran itu memberitahu bahwa Meethi & Damini
sudah pergi menggunakan taksi(Meethi tidak sabar menunggu bis nya
kembali berangkat).
Damini menghentikan langkahnya sebelum masuk kedalam kereta api
menuju Jammu, Meethi berusaha meyakinkannya sekali lagi. Mereka mencari
tempat duduk didalam kereta, seorang wanita membentangkan alas didepan
mereka utk melaksanakan ibadah.
Meethi memberikan segelas teh pada wanita itu, tehnya sedikit tumpah
mengenainya. Meethi meminta maaf dan menanyakan nama wanita itu.
Fida : Namaku adlh Fida.
Meethi : Apa artinya namamu itu?
Fida : Fida artinya adlh seseorang yang berkorban utk semua org.
Meethi melihat henna ditangan Fida.
Fida : Aku terlihat seperti pengantin baru bukan? Aku selalu memasang
henna setiap kali mengingat Tuhanku, suamiku seperti Tuhan bagiku. Dia
sedang duduk disana.
Meethi : Apa pekerjaan suamimu?
Fida : Dia melakukan apa yang diperintahkan Tuhan.
Fida sedikit terkejut ketika Meethi berkata bahwa dia ingin pergi ke
Jammu. Meethi & Fida saling berbagi cerita, mereka cepat akrab.
Suaminya Fida pergi ke gerbong yang tidak ada org dan mengeluarkan
bom dari dlm tas, dia mengangkat telfon dari bos nya dan berkata,
"Beritahu kapan harus meledakannya. Fida, istriku yang akan
melakukannya. Dia akan menjadi seorang Fidayin (wanita pelaku bom bunuh
diri)".
Fida memberitahu Meethi kalau dia adalah pelaku bom bunuh diri, tapi
Meethi menganggap itu hanya lelucon. Suaminya Fida mendengar pembicaraan
mereka dan menggertak Fida(pura-Fida(pura mendorongnya keluar), ia
berkata, "Fokus pada misi kita Fida!Pintu surga sudah terbuka untuk
kita!".