SINOPSIS MOHABBATEIN episode 64 Sesampainya dirumah, Ishita sedang ngobrol bersama Simmi, Ishita mengatakan pada Simmi kalau pengobatan yang diberikan pada bayinya itu tidak baik “Apa kamu bilang, Ishu ?”, “Aku tadi sudah pergi kesana untuk menghentikan kamu” ujar Ishita, nyonya Bhalla ikut nimbrung bersama mereka dan bertanya “Ada apa lagi ini, Simmi ?”, “Aku mengambil vaksin yang tepat, Ishu ,,, aku tidak pergi kesana, aku pergi ke klinik Mishra, kenapa kamu tidak bertanya padaku ? Sudahlah, Ishita ,,, urusi sendiri masalahmu” ujar Simmi kesal “Aku minta maaf, Simmi” tepat pada saat itu Raman datang bersama temannya Ruhi, semua orang kaget begitu melihat Raman membawa anak kecil yang berbeda “Raman, siapa dia ?” Raman menoleh ke arah anak itu dan kaget, anak kecil itupun menangis
“Kamu siapa ?”, “Aku temannya Ruhi, namaku Payal tapi paman ini membawaku kesini, Ruhi masih ada di sekolah” ujar Payal sambil menangis “Raman, dimana Ruhiku ?” sela nyonya Bhalla “Biar aku yang menjemputnya” ujar Ishita sambil menegur Raman yang teledor “Kamu ini bagaimana, Raman ? Saat ini orangtua anak ini pasti cemas sedangkan Ruhi sendirian disekolah” tepat pada saat itu Ashok datang bersama Ruhi dan orangtua Payal, orangtua Payal juga menegur Raman karena kecerobohannya “Cukup ! Aku minta maaf”, “Untung saja tuan Ashok membawa kami kesini atau aku akan menelfon polisi” ujar orangtua Payal
“Kami minta maaf, sebenarnya tadi ayahnya Ruhi mau membawa Ruhi pulang tapi terjadi kesalahan, yang dibawa bukan Ruhi tapi temannya” Ishita meminta maaf pada orangtua Payal, Payal akhirnya pulang bersama orangtuanya, melihat hal ini Ashoka semakin senang dan semakin menghina Raman “Ruhi itu bukan anakmu, dia itu milikku, Raman”, “Cukup, Ashok !” bentak Raman “Kamu itu bukan ayahnya, itulah mengapa kamu menjauhkannya dari aku, lihat saja kamu tidak akan menemukan kedamaian dimanapun, aku peringatkan kamu, aku akan mengambil Ruhi dari kamu” Ashok bergegas pergi, sedangkan Raman semakin marah
Nyonya Bhalla yang merasa heran dengan sikap Raman, mencoba mengajaknya bicara “Aku tidak tahu apa yang Raman lakukan ?” nyonya Bhalla lalu menghentikan Raman yang hendak pergi dan memintannya untuk bicara dengannya “Raman, ada apa dengan kamu ? Kenapa kamu marah sama Ruhi ? Kamu telah melewati batasanmu hari ini, Raman” Ishita juga ikut menegur Raman “Ishita, sudah diam ! Dari tadi kamu juga sudah menegur dia !” sahut nyonya Bhalla, tuan Bhalla juga ikutan menegur Raman “Ada apa ini, Raman ? Ibu hakim itu benar ! Kamu itu sama saja seperti Ashok, kamu juga tidak peduli pada Ruhi” bentak tuan Bhalla “Itu semua hanya kesalahan kecil saja” ujar Raman sambil berlalu meninggalkan mereka
Raman sedang memikirkan ucapan Ashok yang cukup mengganggunya akhir akhir ini “Apa yang harus aku lakukan ? Bagaimana aku mengatakan pada semua orang kalau Ruhi itu bukan anakku ? Aku tidak bisa menghancurkan perasaan mereka, aku tidak bisa mengatakannya pada mereka” bathin Raman gelisah, sementara itu tuan Bhalla bertanya pada Ishita apakah Ruhi sudah makan ? “Sudah, dia baik baik saja, ayah” tuan Bhalla kemudian menyuruh Ishita untuk makan dulu, Ishita mengangguk mengiyakan “Oh iya, Simmi ,,, berikan sebagian makanan ini pada pengemis”, “Lalu Raman mau makan apa ?” sela nyonya Bhalla “Tidak ada ! Kita tidak akan memberinya makanan dan minuman dirumah”, “Dia itu bukan anak anak lagi, suamiku” nyonya Bhalla merasa cemas
“Aku masih bisa bekerja untuk menghidupi keluargaku, dia tinggal dirumahku, dia itu seharusnya tinggal dengan keluarganya sendiri, tidak ada seorangpun yang akan melakukan pekerjaannya, kita semua harus mengadakan pemboikotan !” ujar tuan Bhalla, Simmi dan nyonya Bhalla tidak suka dengan sikap tuan Bhalla, mereka merasa kalau Ishita yang menambahkan bensin ke dalam api, runyam semuanya “Sekarang, aku tidak akan tinggal diam, aku akan mengawasi Ishita !” ujar nyonya Bhalla kesal
Malam itu Raman pulang terlambat, dilihatnya tidak ada makanan apapun untuknya “Apa yang terjadi pada semua orang ?” dilihatnya dikamarnya Ishita sedang tidur bersama Ruhi ditempat tidur, rupanya ada sebuah surat yang ditujukan padanya dari Ishita yang isinya malam ini Raman tidur di sofa, Raman segera merobek kertas itu dan tidur di sofa”Dia telah membuat hidupku lebih buruk daripada seekor anjing, aku akan mengawasinya” ujar Raman kesal lalu tertidur
Keesokan harinya, Ishita sedang bersama Ruhi, Raman bertanya pada Simmi
“Simmi, kenapa semua orang dirumah ini seperti ditekan ?”, “Tidak ada
seorangpun dirumah ini yang melakukan pekerjaan untuk kamu, semua orang
dirumah ini memboikot Raman !” sahut tuan Bhalla “Raman, ayah telah
menghentikan kami semua, kami tidak boleh membantumu dalam hal apapun
karena seseorang” bisik Simmi “Aku tidak peduli ! Ishita, kamu harus
melakukan tugas sebagai seorang ibu, mengecek pelajaran Ruhi” ujar Raman
kemudian berlalu dari sana
Pagi itu Raman menghadiri meeting
dengan penampilan yang berantakan, semua orang bergunjing apa yang
terjadi pada Raman “Mungkin ini efek samping dari pernikahan” karyawan
Raman bergosip ria, Raman langsung membentaknya dan menyuruh mereka
keluar, dalam hati Raman berkata kalau dirinya akan membalas perbuatan
Ishita, sementara itu di rumah keluarga Bhalla, nyonya Bhalla berusaha
membuat suaminya bahagia sehingga dia bisa memaafkan Raman “Aku tahu
kenapa kamu melakukan semua ini, Toshi” nyonya Bhalla langsung menangis
dan berkata “Kasihan Raman, dia kelaparan dan kamu tidak peduli padanya
tapi aku ini ibunya”, “Biarkan dia mengerti betapa pentingnya kita”
nyonya Bhalla langsung menyalahkan Ishita namun tuan Bhalla membelanya
Raman
pulang ke rumah dan berkata “Mihir, memang luar biasa, kami makan
makanan yang enak, bu”, “Kamu sudah makan diluar ? Ibu tidak akan
membiarkan Ishita” sahut nyonya Bhalla, sedangkan dalam hati Ishita
berkata “Raman ini bukannya meminta maaf tapi dia menunjukkan kalau dia
sudah makan diluar, aku akan lihat sampai kapan perutnya yang lemah bisa
mencerna makanan yang berminyak” bathin Ishita
Miihir dan
Mihika bertemu disuatu tempat, mereka berdua membicarakan tentang Raman
dan Ishita “Kita bisa mencoba untuk membuat mereka berdua saling dekat
satu sama lain” ujar Mihika “Ayooo kita makan Golgappe dulu” Mihir
meminta pada penjualnya untuk tidak menaruh chutney (sambal dari buah
buahan) yang manis ke dalamnya, dalam hati Mihika merasa kalau Mihir ini
sangat perhatian, hal yang sekecil itu saja, dia masih ingat “Mihir ini
temannya Raman, seharusnya aku tidak memikirkan dia” bathin Mihika dan
tiba tiba Mihika berkata “Mihir, aku tidak ingin makan Golgappe” ujar
Mihika, saat itu tiba tiba saja ada sebuah mobil yang nyaris menabrak
Mihika tapi Mihir segera menariknya hingga tubuh mereka berdua jadi
semakin dekat, Mihir dan Mihika saling memandang satu sama lain namun
Mihika segera menjauh dari Mihir “Aku menelfon kamu untuk membahas
tentang Raman dan Ishita”, “Aku datang kesini juga untuk mereka” ujar
Mihir, Mihika segera berlalu, Mihir hanya bisa menghela nafas dan
berkata “Baiklah, kamu mencoba membuat mereka berdua saling dekat dan
aku akan mencoba untuk mendekatkan kita berdua bersama lagi seperti
dulu” ujar Mihir pada dirinya sendiri
Di rumah keluarga Bhalla,
Ishita tahu dari pembantunya kalau Raman tidak meminta bantuan dari
siapapun dalam hal apapun, dilihatnya saat itu Raman sedang bersiap siap
pergi ke kantor untuk meeting, Raman kemudian melirik ke arah Ishita
dan berkata “Tidak akan ada yang terjadi hari ini, pakaianku telah
disetrika dengan rapi” sindir Raman, Ishita langsung bertanya pada
pembantunya “Kenapa kamu menyetrika pakaian tuan Raman ?” pembantu itu
menjawab dia tidak menyetrika, lalu Ishita bertanya pada ayah mertuanya
“Ayah, pakaian Raman sudah rapi disetrika”, “Iya, ibumu yang
melakukannya” ujar tuan Bhalla, nyonya Bhalla terlihat kesal dan berkata
“Raman mungkin saja menyetrikanya diluar” sela nyonya Bhalla tapi
ishita masih berfikir siapa yang telah membantu Raman ? SINOPSIS
MOHABBATEIN episode 64
BACA JUGA SELANJUTNYA
BANTU LIKE FANS PAGE INI UNTUK UPDATE SINOPSIS YA